Thoriqoh dan Perkembangannya



Thoriqoh adalah salah satu tradisi keagamaan dalam Islam yang sebenarnya sudah ada sejak zaman Nabi Muhammad Saw. Bahkan, perilaku kehidupan beliau sehari-hari adalah praktek kehidupan rohani yang dijadikan rujukan utama oleh para pengamal thariqah dari generasi ke generasi sampai kita sekarang.

Istilah Thoriqoh sendiri muncul setelah munculnya Tasawwuf islam di akhir abad kedua hijriyah sebagai kelanjutan dari gerakan golongan Zuhhad. Didalam thoriqoh inilah  kemudian muncul istilah, aturan, akidah, akhlak tertentu bagi kaum pengamal thoriqoh (sufi) yang disebut sebagai "Thoriqoh Shufiyyah" yaitu sebuah metode bagi orang-orang Sufi. menjadi penyeimbang terhadap sebutan "Thoriqoh Arbabi al-Aql wa al-Fikr" (metode orang-orang yang menggunakan akal dan pikiran. Yang pertama lebih menekankan pada dzauq (rasa), sementara yang kedua lebih menekankan pada burhan (bukti nyata atau empiris). Istilah "Thoriqoh" terkadang digunakan untuk menyebut suatu pembimbingan pribadi dan perilaku yang dilakukan oleh seorang mursyid kepada muridnya. Pengertian terakhir inilah yang lebih banyak difahami oleh banyak kalangan, ketika mendengarkan kata "Thoriqoh."

Sampai saat ini kurang lebih ada 145 aliran Thoriqoh yang berkembang di seluruh penjuru dunia, berikut adalah nama-nama thoriqoh yang ada di dalam kitab Mausu’ah as-Shufiyah, Jami’ al-Ushul fi al-Auliya’, Jami’ al-Ushul fi al-Auliya’, Qusyairiyah, A’lam as-Shufiyah, Thabaqat as-Shufiyah, Thabaqat al-Kubra, an-Nafahat, al-Qudsiyah, al-Munqabah al-Auliya’, Thabaqat alQadhi al-Zakariyah, Thabaqat al-Masyayikh: Thoriqoh al-Ibahiyyah, Thoriqoh al-ittihadiyyah, Thoriqoh al-Ahmadiyyah atau Badawiyah, Thoriqoh  al-Idrisiyyah, Thoriqoh  al-Adhamiyyah, Thoriqoh al-Isma’iliyyah, Thoriqoh al-Isyraqiyyah, Thoriqoh al-Asrafiyyah, Thoriqoh  al-I’ti basyiyyah, Thoriqoh  ightisyasyiyyah, Thoriqoh  Akbariyyah, Thoriqoh  Amirul Ghunyah, Thoriqoh al-Ummi Sananiyyah, Thoriqoh al-Awyasiyyah, Thoriqoh al-Babaiyyah, Thoriqoh  al-Buhuriyyah, Thoriqoh al-Buraqiyyah, Thoriqoh  al-Burhaniyyah, Thoriqoh, al-Basthamiyyah, Thoriqoh al-Bakriyyah, Thoriqoh al-Bukaiyyah, Thoriqoh al-Bunuhiyah, Thoriqoh al-Bairiyah, Thoriqoh al-Bairuhajat, Thoriqoh al-Byromiyah, Thoriqoh al-Bayumiyah, Thoriqoh al-Bataiyyah, Thoriqoh al-Tijaniyah, Thoriqoh al-Tasyasyatiyah, Thoriqoh al-Jabawiyah, Thoriqoh al-Jarahiyah, Thoriqoh al-Jazuliyah, Thoriqoh al-Jalalah, Thoriqoh al-Jalaliyah, al-Najariyah, Thoriqoh al-Jamaliyah, Thoriqoh al-Jalwatiyah, Thoriqoh al-Junaidiyah, Thoriqoh al-Hatimiyah,  Thoriqoh al-Habibiyah, Thoriqoh al-Haririyah, Thoriqoh al-Hafnawiyah, Thoriqoh al-Hakimiyah, Thoriqoh al-Hallajiyah, Thoriqoh al-Hamadasyiyah, Thoriqoh al-Hamzawiyah, Thoriqoh al-Hanshaliyah, Thoriqoh al-Haidariyah, Thoriqoh al-Khadiriyah, Thoriqoh al-Khairaziyah, Thoriqoh al-Khafifiyah, Thoriqoh al-Khafiyah, Thoriqoh al-Khalwatiyyah, Thoriqoh al-Khilyaliyah, Thoriqoh al-Khumusiyah, Thoriqoh al-Khawajakan, Thoriqoh al-Khowathoriyyah, Thoriqoh al-Dardiriyah, Thoriqoh al-Darqowah, Thoriqoh ad-Dasuqiyah, Thoriqoh ad-Dahriyah, Thoriqoh ad-Dahabiyah, Thoriqoh ar-Rohhaliyyah, Thoriqoh ar-Rohmaniyyah, Thoriqoh ar-Rosuli Syahiyyah, Thoriqoh ar-Rasyidiyah, Thoriqoh ar-Rifa’iyyah, Thoriqoh ar-Rukniyah, Thariqah ar-Rausyiniyah, Thariqah ar-Rumiyah, Thariqah az-Zarruqiyah, Thoriqoh az-Ziyaniyah, Thoriqoh az-Zainiyah, Thoriqoh as-Salimiya, Thoriqoh as-Sab’iniyah, Thoriqoh as-Siqthiyah, Thoriqoh as-Salamiyah, Thoriqoh as-Sulthaniyah, Thoriqoh as-Samaniyah, Thoriqoh as-Sunbuliyah, Thoriqoh as-Sannan Ummiyah, Thoriqoh as-Sananiyah, Thoriqoh as-Sanusiyah, Thoriqoh as-Suhrowardiyyah, Thoriqoh as-Sahliyah, Thoriqoh as-Suhailiyah, Thoriqoh as-Sayariyah, Thoriqoh as-Syadziliyah, Thoriqoh as-Syarqawah, Thariqah as-Syarqawiyah, Thariqah as-Syatthariyyah, Thariqah as-Sya’baniyah, Thariqah as-Syaudziyah, Thariqah at-Thalibiyah, Thariqah al-Arusiyah, Thariqah al-Azuziyah, Thariqah al-Asyiqiyyah, Thoriqoh al-Alwaniyah, Thoriqoh al-Alawiyah, Thoriqoh al-Awamiriyah, Thoriqoh al-Idrusiyah, Thoriqoh al-Ghazaliyah, Thoriqoh al-Ghautsiyah, Thoriqoh Firdausiyyah, Thoriqoh Qadiriyah, Thoriqoh al-Qorra’iyyah, Thoriqoh al-Qusyairiyyah Thoriqoh al-Qoshariyyah, Thoriqoh al-Qolandariyyah, Thoriqoh al-Qunyawiyyah, Thoriqoh al-Kubrawiyah, Thoriqoh al-Karzuniyah, Thoriqoh al-Karzariyah, Thoriqoh al-Matbuliyah, Thoriqoh al-Muhasabah, hariqah al-Muhammadiyah, Thoriqoh al-Madariyah, Thoriqoh al-Madaniyah, Thoriqoh al-Muradiyah, Thoriqoh al-Murazaqah, Thoriqoh al-Masyisyiah, Thoriqoh al-Mishriyah, Thoriqoh al-Muthawa’ah, Thoriqoh al-Maghrabiyah, Thoriqoh al-Malamiyah, Thoriqoh al-Malamatiyah, Thoriqoh al-Manshuriyyah, Thoriqoh al-Maulawiyyah, Thoriqoh an-Ni’matulliyyah, Thoriqoh an-Naqsyabandiyah, Thoriqoh al-Khalidiyah, Thoriqoh an-Nuruddiniyah, Thoriqoh an-Nuriyah, Thoriqoh an-Niyazziyah, Thoriqoh al-Haddarah, Thoriqoh al-Warits Alisyahiyah, Thoriqoh al-Yusuyah, Thoriqoh Yunusiyah, Thoriqoh al-Haddaiyah, Thoriqoh Jistiyah, Thoriqoh Umariyah, Thoriqoh Utsmaniyah, Thoriqoh al-Abbasiyah, Thoriqoh az-Zainabiyah, Thoriqoh Qadiriyah an-Naqsyabandiyah, Thoriqoh Haqqaniyah an-Naqsyabandiyah.

Pada perkembangan berikutnya, terjadi perbedaan diantara tokoh Sufi di dalam menggunakan metode laku batin mereka untuk menggapai tujuan utamanya, yaitu Allah Swt. dan ridhanya. Ada yang menggunakan metode latihan-Iatihan jiwa, dari tingkat terendah, yaitu nafsu ammarah, ke tingkat nafsu lawwamah, terus ke nafsu muthmainah, lalu ke nafsu mulhimah, kemudian ke tingkat nafsu radhiyah, lalu ke nafsu mardhiyyah, sampai ke nafsu kamaliyyah. Ada juga yang menggunakan metode takhalli, tahalli dan akhirnya tajalli. Ada pula yang menggunakan metode dzikir, yaitu dengan cara mulazamatudz-dzikri, yakni melanggengkan dzikir dan senantiasa mengingat Allah dalam keadaan apapun.

Adapun dalam konteks wirid, Nabi Saw. telah memberikan kepada para sahabat sesuai dengan derajat dan ahwalnya. Secara khusus ada dua sahabat yang diberikan oleh Rasulullah Saw :
1. Sahabat Abu Bakar al-Shiddiq mengambil dari beliau dzikir ismu al-Mufrad yaitu “Allah”.
2. Sahabat Ali bin Abi Thalib Ra. mengambil dari beliau dzikir alnafi wa al-itsbat yaitu “la ilaha illallah”.

Perlu digaris bawahi di sini, bahwa meskipun nama thariqah dan metodenya beragam tapi tujuan dan hakekatnya satu. Hal ini sesuai dengan pernyataan para imam dan Syaikh Thoriqoh. Diantaranya adalah :
1.      Imam al-Junaid bin Muhammad (297 H): Ahli Sufi adalah penghuni satu rumah, dimana orang lain tidak dapat memasukinya.
2.      Imam Ibnu Arabi (638 H): Sesungguhnya para ahli adzwaq (Thoriqoh) jelas berada pada satu jalan.
3.      Ibnu 'Ajibah menjelaskan pernyataan Ibnu Bana Sirqisthi: Madzhab Sufi telah disepakati maksud dan aktifitasnya meskipun berbeda-beda jalurnya. Sesungguhnya al-Haq adalah satu dan jalannya adalah satu meskipun berbeda-beda jalurnya, titik akhirnya satu dan rasanya (dzauq) satu. Maknanya sebagaimana dikatakan bahwa Thoriqoh-Thoriqoh itu bermacam-macam dan jalan al-Haq adalah satu. Madzhab Sufi adalah kesesuaian atau kesamaan antara ushul dan furu'.

Melihat beberapa pernyataan di atas maka sangat jelas sekali bahwa meskipun nama thariqah dan metodenya beragam tapi tujuan dan hakikatnya satu, yaitu al-Haq Allah Swt.

Kitab Sabilus Salikin
Edit : Muhammad Faisol, ST.


Tidak ada komentar:

Diberdayakan oleh Blogger.